Jika Anda tertarik untuk mengikuti debat Face Off di masa mendatang, isilah ini membentuk untuk mengirimkan lamaran Anda.
Karena penyebaran Covid-19 yang sangat cepat selama tiga tahun terakhir, sayangnya pertukaran pelajar ke luar negeri telah ditangguhkan oleh Biro Pendidikan. Kini siswa mempunyai kesempatan untuk bepergian lagi, saya yakin studi wisata harus menjadi suatu keharusan karena merupakan cara terbaik untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Tur pertukaran dapat memperluas pandangan dunia siswa. Membatasi siswa di sekolah dan kota tidak membuat mereka terpapar pada gaya hidup dan pola pikir yang berbeda. Meskipun orang-orang dari seluruh dunia tinggal di Hong Kong, hanya ada sedikit hal yang dapat dipelajari oleh seorang siswa dengan tinggal di kota tersebut. Jika anak-anak tidak berkelana ke luar negeri, mereka akan terbatas pada peluang yang tidak memungkinkan mereka untuk mengeluarkan potensi penuh mereka atau memberikan mereka pengalaman langsung.
Misalnya, jika seorang siswa sedang belajar bahasa Korea, masuk akal bagi mereka untuk belajar di Korea, karena mereka akan dipaksa untuk berbicara bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di dalam kelas.
Haruskah sekolah mewajibkan belajar setidaknya satu bahasa asing?
Study tour juga membantu siswa menjadi lebih mandiri. Jauh dari pembantu dan orang tua yang menyayanginya, siswa terpaksa mengurus urusannya sendiri. Hong Kong terkenal dengan “budaya penolong”, dan siswa harus belajar bagaimana menjadi mandiri. Meskipun masih ada guru dan orang tua yang menjadi sukarelawan dalam pertukaran tersebut, siswa perlu bertanggung jawab atas hal-hal kecil, seperti melipat pakaian dan mengurus barang-barang mereka.
Terakhir, ada beberapa hal yang tidak dapat diajarkan di kelas. Dalam studi wisata, siswa melakukan tamasya dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya yang membantu mereka memahami subjek dengan lebih baik. Misalnya, jika Anda mempelajari sejarah Eropa, Anda bisa belajar lebih banyak dengan mengunjungi katedral dan museum daripada hanya membaca buku.
Tur studi memungkinkan siswa untuk sepenuhnya membenamkan diri dalam pembelajaran, sehingga membuat pengalaman – dan pengetahuan yang diperoleh – jauh lebih berkesan.
Tur studi memberi Anda kesempatan untuk benar-benar membenamkan diri dalam budaya lain. Foto: Shutterstock
Melawan: Rhea Saxena, 15, Sekolah King George V
Study tour ke luar negeri tidak seharusnya menjadi bagian wajib dari kurikulum sekolah.
Pendidikan di Hong Kong bisa jadi mahal; bagi banyak orang tua, studi banding hanyalah biaya tambahan yang tidak mampu mereka tanggung. Biaya penerbangan, akomodasi, dan tur bisa mencapai ribuan dolar, belum termasuk uang yang dibutuhkan anak mereka untuk pengeluaran sehari-hari selama bepergian.
Tur studi ke luar negeri memang memungkinkan Anda membenamkan diri dalam budaya lain, namun berkat alat seperti metaverse dan video YouTube, perjalanan ini praktis menjadi mubazir. Ada banyak cara untuk mempelajari budaya yang berbeda dan bertemu orang-orang dari negara lain, artinya perjalanan ini tidak penting.
Haruskah sekolah mempunyai wewenang atas gaya rambut siswa?
Ada juga batasan bahasa yang perlu dikhawatirkan. Misalnya, mungkin akan menegangkan bagi seorang siswa untuk pergi ke suatu tempat yang bahasanya tidak mereka kuasai, sehingga dapat menghalangi mereka untuk belajar dari pengalaman tersebut.
Ada juga masalah logistik seperti visa dan paspor, dan beberapa keluarga mungkin kesulitan merencanakan hal-hal ini dan kesulitan memastikan anak mereka memiliki semua dokumen yang mereka perlukan.
Anak-anak juga membutuhkan orang tua dan teman untuk kesehatan mentalnya. Jauh dari rumah dalam waktu lama bisa berdampak buruk bagi anak-anak yang merasa paling nyaman dengan keluarganya. Bahkan pergi berkemah di akhir pekan bisa jadi sulit bagi sebagian anak, jadi bayangkan pergi ke negara lain!
Beberapa anak mungkin baik-baik saja bepergian ke negara lain tanpa orang tua mereka, namun bagi yang lain, hal itu dapat menyebabkan kesusahan. Foto: Shutterstock
Siswa dan orang tua mereka mungkin juga mengkhawatirkan keselamatan; Meskipun akan ada orang yang mengawasi mereka selama perjalanan, mereka juga mempunyai siswa lain yang perlu mereka awasi, dan mungkin sulit untuk mengawasi semua orang.
Dari masalah keuangan hingga masalah keselamatan, ada banyak alasan mengapa studi banding ke luar negeri tidak wajib dilakukan. Keputusan apakah anak-anak mereka akan pergi ke luar negeri harus menjadi tanggung jawab orang tua.