Kelompok-kelompok lingkungan hidup yang prihatin dengan sekelompok paus pembunuh yang terperangkap di es yang terapung di pulau utama utara Jepang, Hokkaido, dapat bernapas lega karena mereka berhasil melarikan diri dengan selamat, kata para pejabat pada hari Rabu.
Paus pembunuh, yang juga dikenal sebagai orca, awalnya terlihat oleh seorang nelayan setempat yang melaporkan mereka kepada pejabat di kota terdekat Rausu di pantai timur laut Hokkaido pada Selasa pagi.
Pejabat kota melakukan perjalanan ke pantai pada Selasa malam dan melihat sekitar selusin paus terombang-ambing di celah kecil yang dikelilingi oleh es yang hanyut.
Sekelompok paus pembunuh berhasil melarikan diri saat celah di es semakin besar. Foto: AP
Setelah menganalisis rekaman drone yang direkam oleh kelompok konservasionis, para pejabat menghitung ada 13 paus pembunuh di sana.
Para pejabat kembali ke pantai pada Selasa malam dan melihat kelompok tersebut telah bergerak ke utara, dan kelompok tersebut telah hilang ketika mereka kembali lagi pada Rabu pagi, kata pejabat Rausu Masataka Shirayanagi.
Para pejabat mengatakan mereka yakin paus pembunuh mampu melepaskan diri dari es yang terapung ketika jarak di antara mereka semakin besar.
“Kami yakin mereka dapat melarikan diri dengan selamat,” kata Shirayanagi.
Mengapa kita harus menghargai kehidupan laut Hong Kong
Rekaman tersebut, yang ditangkap oleh pesawat tak berawak yang diterbangkan oleh kelompok konservasionis dan ditayangkan di televisi nasional NHK dan media sosial, memicu kekhawatiran di dalam dan di luar Jepang mengenai kondisi paus tersebut dan permohonan bantuan kepada pemerintah Jepang. Satu kelompok mengajukan permintaan kepada Kementerian Pertahanan untuk mengerahkan kapal pemecah es guna membantu membebaskan mereka.
Meski paus yang terperangkap berada di perairan Jepang, namun lokasinya tak jauh dari pulau yang menjadi sengketa Jepang dan Rusia. Jepang memperingati Hari Wilayah Utara pada hari Rabu untuk memperbarui tuntutannya atas pengembalian pulau-pulau yang dikuasai Rusia.
Tanda-tanda harapan akan menurunnya populasi paus abu-abu
Perselisihan mengenai pulau-pulau tersebut, yang direbut oleh bekas Uni Soviet dari Jepang pada akhir Perang Dunia II, telah menghalangi kedua negara untuk menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan perang mereka. Moskow mengumumkan pihaknya menghentikan negosiasi dengan Tokyo mengenai sanksi Jepang setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa paus pembunuh tidak ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah di Jepang dan para pejabat sedang memantau situasi sementara Jepang dan Rusia berkomunikasi mengenai masalah ini.