Dua tahun lalu, seorang guru memperhatikan bahwa Paul, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, tidak dapat lagi melihat apa pun yang tertulis di papan tulis di depan kelas.
Setelah beberapa kali pemeriksaan penglihatan, Paul diketahui menjadi salah satu dari sekian banyak anak yang mengidap miopia, yang juga dikenal sebagai rabun jauh, di seluruh dunia (lihat grafik). Orang dengan kondisi mata mengalami kesulitan melihat benda yang jauh namun dapat melihat benda yang dekat dengan jelas.
Namun dokter spesialis mata Paul di kota Nantes, Prancis barat, mempunyai kabar baik: kacamata yang dirancang khusus baru saja tersedia yang dapat memperlambat perkembangan miopia Paul.
“Setelah satu tahun, hasilnya cukup positif karena penglihatannya tampak stabil,” kata ibu Paul, Caroline Boudet, kepada Agence France-Presse.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perkembangan miopia 60 persen lebih lambat pada anak-anak yang memakai kacamata “Miyosmart” dibandingkan dengan mereka yang memakai kacamata biasa.
Sebuah studi klinis selama enam tahun juga menemukan bahwa gangguan tersebut tidak akan bertambah cepat lagi jika anak-anak berhenti menggunakan kacamata.
Anak-anak penderita dyspraxia di Hong Kong membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk maju
Dikembangkan oleh Hoya Corporation Jepang, lensa Miyosmart, yang juga berfungsi sebagai kacamata biasa untuk membantu anak-anak melihat dengan jelas, telah tersedia di banyak negara Eropa termasuk Perancis dan Inggris selama sekitar dua tahun.
Miopia terjadi ketika jarak antara kornea dan retina terlalu jauh, sehingga objek yang jauh tampak buram.
Kacamata Miyosmart menggunakan ratusan lensa kecil untuk mengatasi pengaburan hiperopik perifer, suatu kondisi di mana cahaya jatuh di belakang retina, menyebabkan bola mata menjadi lebih panjang dan memperburuk miopia.
Anak-anak yang memiliki salah satu orang tua yang menderita rabun jauh lebih mungkin terkena penyakit ini. Namun, tidak ada seorang pun di keluarga Paul yang rabun. Penyebab lingkungan, bukan genetik, diyakini menjadi penyebab peningkatan tajam kasus ini.
Anak-anak saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar. Foto: Shutterstock
Anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, kurang terpapar cahaya alami, dan melihat benda-benda di sekitar seperti layar kemungkinan besar menyebabkan apa yang disebut “generasi miopia”, menurut para peneliti.
Dokter mata asal Prancis Jimmy Chammas mengatakan kacamata baru ini merupakan “keuntungan nyata bagi anak-anak”. “Miopia mereka yang memakai kacamata ini memburuk setengah dari yang kita perkirakan, atau bahkan sama sekali,” katanya.
Penelitian menunjukkan bahwa persentase orang yang terkena miopia di seluruh dunia dapat meningkat dari 27 persen pada tahun 2010 menjadi 52 persen pada tahun 2050.
Apa sajakah kondisi mata umum lainnya yang mirip dengan miopia?
Selain miopia, ada juga kondisi mata yang disebut hipermetropia dan astigmatisme.
Hyperopia, atau rabun jauh, adalah suatu kondisi penglihatan di mana objek yang jauh biasanya terlihat lebih jelas dibandingkan objek yang dekat. Astigmatisme adalah suatu kondisi yang dapat membuat penglihatan seseorang menjadi kabur, sama seperti miopia.
Astigmatisme terjadi ketika lensa atau permukaan depan mata kita tidak beraturan atau berbentuk silinder. Miopia terjadi ketika bola mata terlalu panjang atau kornea melengkung terlalu tajam.
Astigmatisme, hiperopia, dan miopia semuanya dapat diperbaiki dengan kacamata atau lensa kontak. Salah satu cara untuk memperbaiki beberapa kondisi mata ini secara permanen adalah operasi mata Lasik, yang mana jenis laser pemotongan khusus digunakan untuk mengubah bentuk kornea guna meningkatkan penglihatan. Namun, ini tidak cocok untuk semua orang.
Untuk meminimalkan memburuknya kondisi mata ini, kita harus membatasi waktu menatap layar, menjaga jarak setidaknya satu jarak dari perangkat elektronik, memastikan adanya pencahayaan yang cukup saat kita membaca atau bekerja, dan sering-seringlah beristirahat untuk mengurangi kelelahan mata.