Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang percaya bahwa uang pintar digunakan untuk memajukan kecerdasan buatan (AI) siap untuk berinvestasi besar-besaran selama dekade berikutnya, dan keuntungan tahunannya akan mencapai triliunan dolar dan menjadi pendorong strategis pertumbuhan ekonomi, menurut sebuah manajemen besar yang berbasis di AS. konsultasi.
“AI generatif akan menjadi salah satu bidang penelitian terpenting di masa depan, terutama setelah ChatGPT muncul (setahun yang lalu),” kata Joe Ngai, mitra senior dan ketua kantor McKinsey & Company di Tiongkok Raya, seraya menambahkan bahwa Tiongkok Banyak perusahaan yang mengincar AI saat mereka memasuki arena baru dengan harapan memenangkan keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang tidak menentu.
“Perusahaan-perusahaan di Tiongkok telah berkembang secara efektif dalam lingkungan data, dan kami percaya bahwa AI dan digitalisasi akan menjadi bidang di mana perusahaan-perusahaan Tiongkok dapat unggul,” katanya, berbicara kepada media pada hari Senin.
Lonjakan popularitas ChatGPT, yang dirilis November lalu, juga memulai perlombaan AI baru.
“AI Generatif selanjutnya dapat memberikan manfaat ekonomi senilai US$2 triliun di Tiongkok (setiap tahun), berdasarkan AI tradisional dan teknologi analitik canggih,” kata Violet Chung, mitra senior di McKinsey & Company di Tiongkok Raya, pada saat yang sama. acara pers.
Pada tahun 2030, lebih dari separuh pekerjaan di Tiongkok akan diotomatisasi, dan tingkat otomatisasi akan meningkat hingga 90 persen pada tahun 2050, kata McKinsey dalam sebuah laporan baru.
Kemajuan AI dapat berdampak besar pada pasar tenaga kerja Tiongkok, kata Yi Gang, mantan gubernur Bank Rakyat Tiongkok dan profesor di Universitas Peking.
“Ketika AI mulai menggantikan pekerja manusia, ketidaksesuaian struktural antara pasokan dan permintaan tenaga kerja dapat terus berlanjut di masa depan,” katanya dalam sebuah artikel awal bulan ini.
Namun, ambisi AI Beijing menghadapi tantangan yang semakin besar karena pemerintah AS berupaya membatasi akses perusahaan-perusahaan Tiongkok ke layanan komputasi awan Amerika, yang akan menghalangi klien di daratan untuk menggunakan kekuatan chip AI canggih dari jarak jauh.
Meskipun AI memiliki kepentingan strategis dalam meningkatkan perekonomian dan mendorong transformasi industri, pesatnya perkembangan AI juga telah menimbulkan kekhawatiran, dimana media pemerintah mengatakan bahwa risikonya melibatkan hak kekayaan intelektual, privasi, dan penipuan.
“Dampak AI generatif terlihat jelas pada empat bidang: penelitian dan pengembangan; rekayasa perangkat lunak dan teknologi informasi; operasi pelanggan; selain pemasaran dan penjualan,” kata McKinsey dalam laporannya.