Jika Anda tertarik untuk mengikuti debat Face Off di masa mendatang, isilah ini membentuk untuk mengirimkan lamaran Anda.
Audrey Yeung, Universitas Renaisans. Foto: Selebaran
Saat ini, sungguh memprihatinkan melihat semakin banyaknya remaja yang tidak tahu cara memasak. Untuk memperbaiki hal ini, sekolah-sekolah di Hong Kong harus mewajibkan kelas memasak bagi semua siswanya guna mempersiapkan mereka menghadapi masa depan.
Ada banyak keluarga berpenghasilan ganda di Hong Kong, yang berarti ada kemungkinan besar orang tua akan mempekerjakan pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah. Akibatnya, generasi muda tumbuh di era di mana segala sesuatu dilakukan untuk mereka. Selain itu, ada anggapan umum di kalangan siswa bahwa “nilai adalah segalanya”, yang ditanamkan oleh orang tua mereka sejak kecil. Akibatnya, pembelajaran akademis dan pekerjaan rumah menjadi prioritas, sementara keterampilan hidup dasar terabaikan.
Penulis buku masak remaja Hong Kong ingin membuat perubahan
Namun, apa yang terjadi ketika siswa mulai masuk universitas? Tentu saja, mereka tidak bisa hidup dari mie instan dan sandwich yang dibuat dengan tergesa-gesa selama empat tahun. Membeli makanan untuk dibawa pulang setiap malam bukanlah pilihan yang layak, sehingga mereka tidak punya pilihan selain memasak.
Bayangkan ini: Anda seorang mahasiswa, berdiri di dapur tanpa tahu cara memasak. Anda meminta bantuan teman sekamar Anda, tetapi mereka sama-sama tidak mengerti. Seberapa besar kemungkinan membuat makanan enak?
Inilah sebabnya mengapa kelas memasak harus diwajibkan di sekolah, karena satu-satunya waktu yang tersedia bagi siswa untuk belajar memasak adalah pada jam sekolah.
Keterampilan memasak dapat berguna ketika siswa masuk universitas dan bahkan di kemudian hari. Foto: Shutterstock
Memasak adalah salah satu keterampilan hidup yang paling mendasar karena tidak hanya membuat Anda kenyang tetapi juga mengajarkan Anda tanggung jawab, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah, yang semuanya dapat diterapkan pada tugas sekolah. Oleh karena itu, mewajibkan kelas memasak secara langsung memberikan manfaat akademis bagi siswa.
Hal ini juga meningkatkan keterampilan sosial dan memungkinkan siswa berinteraksi dengan teman-temannya saat mengerjakan sebuah proyek – dalam hal ini, makanan lezat – bersama-sama.
Seperti kata pepatah: “Beri seseorang ikan, dan Anda memberinya makan untuk sehari. Ajari seseorang memancing, dan Anda memberinya makan seumur hidup.”
Penulis buku masak remaja Hong Kong ingin membuat perubahan
Melawan: Prioritas diperlukan untuk hal-hal yang lebih penting daripada memasak
Vijay Narayanan, 15, Sekolah Pulau
Vijay Narayanan, Sekolah Pulau. Foto: Selebaran
Meskipun keterampilan memasak memang sangat berharga, penerapan kelas memasak wajib di sekolah-sekolah di Hong Kong mungkin bukan pilihan yang praktis.
Pertama, penting untuk menyadari bahwa banyak sekolah di Hong Kong memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga tidak praktis untuk menawarkan kelas memasak wajib.
Jam pelajaran sangat terbatas di sekolah lokal. Prioritas harus diberikan pada mata pelajaran penting lainnya, seperti pendidikan kesehatan mental atau pemikiran kritis, yang tidak dapat dipelajari sendiri oleh siswa.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah banyak guru sekolah setempat yang mempunyai beban kerja yang berat. Meskipun memasak tampak seperti mata pelajaran yang sederhana, namun memerlukan upaya yang signifikan dari guru untuk membuat materi pembelajaran dan menyiapkan bahan-bahan untuk kelas. Menambahkan kelas memasak ke dalam tanggung jawab mereka akan semakin membebani guru.
10 Teratas: Jika Anda bisa belajar memasak satu makanan dengan sempurna, makanan apakah itu?
Kedua, efektivitas kelas memasak sangat bergantung pada minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Kelas memasak wajib bisa menjadi ide buruk bagi siswa yang tidak tertarik. Alternatif yang lebih tepat adalah menjadikan kelas memasak sebagai mata pelajaran pilihan bagi siswa, sehingga memberi mereka kesempatan untuk memilih. Siswa yang benar-benar memiliki minat dalam memasak dapat mencurahkan waktunya untuk kelas-kelas ini dan mendaftar di sekolah kuliner jika mereka ingin melanjutkannya.
Terakhir, siswa dapat menemukan banyak resep, tutorial memasak, dan banyak lagi secara online. Merangkul apa yang ditawarkan teknologi modern tidak hanya menghemat jam pelajaran yang berharga di sekolah tetapi juga memberdayakan siswa untuk mengembangkan kemampuan kuliner mereka melalui alat digital yang dapat diakses.
Meskipun gagasan tentang kelas memasak pada awalnya tampak seperti sebuah kesempatan berharga bagi siswa untuk memperoleh keterampilan hidup yang penting di usia muda, mewajibkan kelas tersebut belum tentu merupakan solusi. Kita harus memperhitungkan faktor-faktor seperti kemajuan teknologi, keterbatasan sumber daya, beban kerja guru, dan minat siswa.