Jika Anda tertarik untuk mengikuti debat Face Off di masa mendatang, isilah ini membentuk untuk mengirimkan lamaran Anda.
Susie Wang dari Sekolah Putri Keuskupan. Foto: Selebaran
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 1,3 juta orang kehilangan nyawa akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Mengingat meningkatnya jumlah kecelakaan, keselamatan jalan raya menjadi perhatian global yang mendesak. Penggunaan kendaraan otonom – juga dikenal sebagai mobil self-driving – dapat meningkatkan keselamatan jalan raya secara signifikan, khususnya di kota-kota padat penduduk seperti Hong Kong.
Kendaraan otonom menawarkan akurasi, aksesibilitas, dan keberlanjutan yang lebih baik dibandingkan mobil konvensional. Mereka juga menunjukkan akurasi pengambilan keputusan yang luar biasa, sehingga membantu mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Banyak kecelakaan di jalan raya yang disebabkan oleh kesalahan pengemudi seperti mabuk dan mengemudi. Teknologi bantuan pengemudi pada kendaraan otonom dapat mendeteksi situasi berbahaya secara real time dan memberikan saran tepat waktu kepada pengemudi. Dalam skenario darurat seperti tabrakan, kendaraan dapat bereaksi dengan cepat, meminimalkan kemungkinan dan tingkat keparahan insiden yang tidak terduga.
10 Teratas: Apa kemajuan ilmu pengetahuan atau teknologi terbesar?
Selain itu, peningkatan aksesibilitas kendaraan otonom menjadikannya lebih aman dan mudah bagi semua orang, terutama pejalan kaki. Orang lanjut usia dan penyandang disabilitas sering kali menghadapi tantangan saat mengemudi atau menyeberang jalan, sehingga menyebabkan kecelakaan. Dengan melengkapi kendaraan self-driving dengan kemampuan autopilot, kelompok-kelompok ini dapat memiliki akses transportasi yang lebih mudah, sehingga mengurangi kecelakaan dan kematian akibat dukungan yang tidak memadai.
Selain itu, meskipun hal ini tidak berdampak langsung terhadap keselamatan jalan raya, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa aspek keberlanjutan kendaraan otonom juga merupakan hal positif lainnya. Kendaraan ini mempunyai potensi untuk mengurangi emisi hanya karena kendaraan tersebut beroperasi jauh lebih efisien dibandingkan kendaraan konvensional. Komputer canggih yang mengendalikan mobil-mobil ini menjadikannya alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam hal konsumsi listrik dan polusi udara yang dihasilkan, serta dapat membantu pengemudi mengurangi konsumsi bahan bakar.
Mengingat kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan, teknologi sensor, dan konektivitas, penerapan kendaraan otonom secara luas memiliki potensi besar untuk merevolusi keselamatan jalan raya. Mulai dari perjalanan pribadi hingga transportasi umum, layanan pengiriman, dan logistik, mesin self-driving ini menawarkan lingkungan berkendara yang lebih aman bagi semua orang di Hong Kong dan sekitarnya.
Kendaraan self-driving di Pameran China International New Energy and Intelligent Connected Vehicles di Beijing pada bulan September 2023. Foto: EPA-EFE
Melawan: Valerie Shek, 13, Akademi Yayasan Sekolah Independen
Valerie Shek dari Yayasan Sekolah Independen. Foto: Selebaran
Di abad ke-21 yang berkembang pesat, kemajuan teknologi telah mengubah kehidupan kita secara signifikan. Salah satu inovasi penting adalah kendaraan otonom, yang menjanjikan revolusi perjalanan dan mendorong keberlanjutan dengan mengurangi emisi karbon. Namun, penerapan teknologi tanpa pengemudi secara luas dan aman di kota seperti Hong Kong menghadapi kendala karena keterbatasan infrastruktur dan keamanan siber.
Misalnya, infrastruktur jalan raya di Hong Kong saat ini dirancang untuk pengemudi manusia dan mungkin tidak cocok untuk kendaraan yang sangat otomatis. Teknologi tanpa pengemudi mengandalkan algoritme, sensor, dan prosesor yang rumit untuk memetakan lingkungan sekitar secara akurat, termasuk kendaraan dan pejalan kaki.
Bagaimana Minecraft menginspirasi seorang pelajar Hong Kong untuk mengejar minatnya terhadap teknologi dan mengembangkan alat AI untuk rumah sakit umum
Jalan yang sempit dan padat, kepadatan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi, seringnya angkutan umum berhenti, dan perilaku jalan yang tidak dapat diprediksi menyulitkan kendaraan untuk bernavigasi dan merespons lingkungan sekitarnya secara akurat. Marka jalan yang tidak diberi tanda dengan baik dan tidak konsisten semakin memperparah masalah, menyebabkan hilangnya keterlibatan selama mengemudi otomatis dan menimbulkan risiko bagi pengguna jalan lainnya.
Selain keterbatasan infrastruktur, cuaca buruk dapat berdampak buruk pada fungsi kendaraan otomatis. Kabut tebal, hujan, atau angin topan dapat menghalangi radar dan merusak perangkat keras kendaraan, sehingga membahayakan keselamatan mobil otonom. Bayangkan saja bencana yang akan dialami jalan-jalan di Hong Kong saat terjadi topan dan hujan lebat.
Yang lebih penting lagi, seperti jaringan komputer lainnya, kendaraan otomatis rentan terhadap gangguan fungsi dan ancaman dunia maya.
Penerapan teknologi tanpa pengemudi secara luas dan aman di kota seperti Hong Kong menghadapi kendala karena kondisi lalu lintas yang padat. Foto: Shutterstock
Insiden yang melibatkan kendaraan Tesla dalam mode autopilot yang mengalami kecelakaan karena malfungsi perangkat lunak menyoroti potensi konsekuensi bencana dari serangan siber terhadap kendaraan otomatis. Investigasi selanjutnya mengungkap bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kegagalan fungsi perangkat lunak FSD Tesla. Selain itu, pembaruan melalui udara dan sifat kendaraan yang saling terhubung membuat mereka rentan terhadap peretas.
Mengingat tantangan-tantangan ini, kita harus berhati-hati sebelum mendorong penggunaan mobil tanpa pengemudi secara massal dan mengatasi keterbatasan ini, karena hal ini dapat menimbulkan ancaman bagi pengemudi dan pejalan kaki di Hong Kong.