Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan mencerminkan meningkatnya tekanan pembayaran utang di kalangan pemerintah daerah. Namun karena pemerintah daerah seringkali juga meminjam dana di luar anggaran, maka keseluruhan utang terhadap produk domestik bruto (PDB), dalam praktiknya, bisa jauh lebih tinggi dibandingkan data resmi.
Rasio utang Tiongkok terhadap PDB pada kuartal ketiga tahun 2022 meningkat dari 273,1 persen pada akhir kuartal kedua menjadi 273,9 persen, atau 0,8 poin persentase, menurut data yang dirilis tahun lalu oleh Lembaga Nasional untuk Keuangan dan Pembangunan.
Sebanyak 7,37 triliun yuan obligasi pemerintah daerah diterbitkan pada tahun 2022, turun dari 7,49 triliun yuan pada tahun 2021, menurut data Kementerian Keuangan.
“Pada tahun 2022, obligasi tujuan khusus senilai 4 triliun yuan diterbitkan untuk proyek konstruksi. Banyak proyek yang masih memerlukan dukungan finansial setelah konstruksi dimulai. Hal ini mengharuskan jumlah total obligasi tujuan khusus tetap pada tingkat tertentu (tahun ini),” kata Thunder Fund dalam catatannya pada 17 Januari.
Meskipun ada pertanyaan mengenai efektivitas stimulus yang didorong oleh investasi Beijing, analis di China Chengxin Credit Rating Group mengatakan penerbitan obligasi tujuan khusus baru kemungkinan akan tetap pada tingkat yang tinggi, dengan obligasi tersebut diperkirakan bernilai lebih dari 1 triliun yuan. akan diterbitkan pada kuartal pertama tahun ini.
“Pengembalian proyek utang tujuan khusus rendah dan sudah menurun. Di bawah tekanan keuangan, mekanisme jaminan pembayaran utang perlu ditingkatkan lebih lanjut untuk menghindari risiko gagal bayar,” kata lembaga pemeringkat yang berbasis di Beijing dalam sebuah catatan pada hari Sabtu.
Meskipun Beijing juga berjanji untuk mengendalikan risiko keuangan dengan mendorong serangkaian langkah, termasuk restrukturisasi utang di kalangan pemerintah daerah, kekhawatiran atas penurunan berkepanjangan di pasar properti Tiongkok dan meningkatnya ketegangan geopolitik tahun lalu memicu aksi jual dalam mata uang yuan. aktiva.
Bank Swiss UBS mengatakan dalam sebuah catatan awal bulan ini bahwa potensi hard landing di pasar properti Tiongkok, eksodus modal yang terkait dengan depresiasi mata uang, dan lambatnya kemajuan reformasi struktural, merupakan beberapa risiko utama yang perlu ditangani oleh pemerintah Tiongkok. .
“Setiap kebijakan pemerintah yang tidak mengatasi risiko ini secara memadai dapat mengakibatkan guncangan pada pasar,” kata UBS.
“Misalnya, kebijakan stimulus yang berlebihan dapat menimbulkan risiko transisi dari perekonomian yang didorong oleh investasi ke perekonomian yang didorong oleh konsumsi dan meningkatkan utang pemerintah (daerah) dan badan usaha milik negara.”