Pemerintah Korea Selatan memberikan dukungan untuk mengurangi ketergantungan sektor swasta pada rantai pasokan Tiongkok, sekaligus memperkuat alternatif di Asia Tenggara sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk membalikkan defisit perdagangan negara tersebut.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menjadi tuan rumah pertemuan strategi perdagangan pada hari Rabu yang dihadiri oleh pejabat penting pemerintah dan pemimpin industri. Sementara sejumlah kebijakan spesifik wilayah dibahas, Yoon menekankan peran pemerintah dalam membantu sektor swasta berkembang.
“Meskipun pemerintah berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dipimpin oleh sektor swasta, permasalahan ini tidak bisa diserahkan begitu saja kepada perusahaan swasta agar ekspor negara dapat tumbuh. Hal ini memerlukan dukungan aktif dan preventif dari pemerintah,” ujarnya.
Seoul menyadari bahwa Korea Selatan dan Tiongkok memproduksi banyak barang yang sama untuk ekspor. Pada saat yang sama, ketergantungan negara ini pada negara tetangganya dalam hal bahan baku semakin meningkat.
“Pemerintah ingin melakukan diversifikasi impor dan ekspor karena ketergantungan perdagangan terhadap Tiongkok terlalu tinggi. Diskusi serupa juga dilakukan ketika ketergantungan perdagangan kita pada AS sangat tinggi,” kata Kang Sung-jin, profesor ekonomi di Universitas Korea.
“Tujuan diversifikasi tersebut adalah untuk memitigasi risiko karena ketergantungan yang tinggi pada negara tertentu akan melemahkan otonomi politik dan mempersulit pengambilan posisi yang menguntungkan dalam perselisihan perdagangan.”
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah ingin mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan Tiongkok dan menumbuhkan industri bernilai tambah tinggi milik Korea Selatan di Tiongkok daratan.
Pemerintah mengatakan akan membantu menstabilkan dan mendiversifikasi rantai pasokan dalam negeri dengan memajukan sistem peringatan dini untuk bahan-bahan utama dan mendukung perusahaan untuk menyimpan produk dari berbagai negara.
Korea Selatan juga akan mengalokasikan tambahan US$100 juta tahun depan untuk penelitian dan pengembangan di industri material, suku cadang, dan peralatan.
Dorongan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok kontras dengan upaya pemerintah untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea memperluas rantai pasokan di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean).
Meskipun diversifikasi rantai pasokan Tiongkok menjadi fokus pertemuan pada hari Rabu, pemerintah juga menyinggung perlunya diversifikasi di kawasan Asean.
Pemerintah mengumumkan strategi “Vietnam plus”, yang mana industri Korea Selatan harus berupaya mendiversifikasi rantai pasokan di Asean yang saat ini terlalu fokus pada Vietnam. Hal ini harus diperluas ke Indonesia dan Thailand, kata pemerintah.
Perusahaan yang ingin pindah dari Tiongkok ke negara ketiga, atau kembali ke Korea Selatan, akan mendapat dukungan dari pemerintah.
Perusahaan Korea Selatan yang bergerak di bidang bernilai tambah tinggi seperti barang konsumsi, jasa, dan bisnis ramah lingkungan juga akan menerima bantuan jika mereka memasuki pasar Tiongkok.
Secara khusus, mereka akan mendapatkan bantuan dari organisasi promosi perdagangan Korea Selatan yang tersebar di kota-kota besar Tiongkok seperti Hangzhou, Shenzhen dan Shanghai.