Anna Ng akan bertanggung jawab atas strategi, memfasilitasi dan mengawasi program investasi dan konsultasi, serta upaya penggalangan dana di Asia Timur dan Pasifik, menurut sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Dia juga akan bekerja sama dengan tim investasi dan penasihat regional untuk membantu mendorong investasi lintas batas dan mobilisasi modal antara perusahaan dan lembaga keuangan yang berbasis di Hong Kong di pasar negara berkembang dan negara berkembang secara global.
“Perubahan iklim, inklusi keuangan, hambatan perdagangan dan kesenjangan infrastruktur berkelanjutan hanyalah beberapa dari banyak tantangan yang dihadapi negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik,” kata Ng dalam pernyataannya. Sektor swasta Hong Kong menawarkan banyak solusi yang diperlukan untuk mengatasinya, mulai dari pendanaan iklim hingga infrastruktur perdagangan dan logistik yang canggih, tambahnya.
“Hal ini menjadikannya pusat regional yang penting untuk mengkatalisasi investasi lintas batas dan memobilisasi modal untuk meningkatkan kehidupan dan penghidupan, tidak hanya di kawasan ini tetapi juga secara global.”
Ng bergabung dengan IFC pada tahun 2017, setelah sebelumnya bekerja untuk pemerintah Singapura dalam berbagai posisi. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Senior Country Officer IFC untuk Brunei, Malaysia dan Singapura.
Ng “berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan IFC dan kemitraan bisnis dengan pemerintah dan sektor swasta di Singapura, dan berperan penting dalam membangun kehadiran IFC di Malaysia”, menurut IFC.
“Pertumbuhan ekonomi di kawasan ini telah mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan. Namun, krisis yang saling tumpang tindih telah memperdalam kesenjangan dan menghapus kemajuan pembangunan selama bertahun-tahun,” kata Kim-See Lim, direktur regional IFC untuk Asia Timur dan Pasifik dalam sebuah pernyataan. “Memiliki seseorang sekaliber Anna yang memimpin operasi kami di kawasan ini dan mendorong pekerjaan kami di Hong Kong sangat penting bagi misi kami untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan mendorong kesejahteraan bersama.”
IFC membuka kantornya di Hong Kong pada tahun 2000 untuk mendukung operasi di Asia Timur dan Pasifik. Selama dekade terakhir, tim yang berbasis di Hong Kong telah mendanai investasi senilai lebih dari US$4,5 miliar untuk 84 proyek di 16 negara di kawasan ini.
Pada bulan Juli 2020, IFC menyetujui investasi hingga US$100 juta di Alba Group Asia untuk mendukung proyek daur ulang dan pengelolaan limbahnya di Tiongkok.
Pada bulan Juni 2017, IFC menandatangani perjanjian dengan Eastspring Investments, bisnis manajemen aset Prudential di Asia, untuk mengumpulkan dana sebesar US$500 juta guna membiayai proyek infrastruktur berkelanjutan di pasar negara berkembang.
Program ini menggabungkan kontribusi lembaga dan investor dengan dana IFC sendiri untuk meningkatkan pembiayaan yang bertanggung jawab terhadap perubahan iklim bagi perusahaan swasta di pasar negara berkembang.