Perusahaan, yang berbasis di provinsi Chongqing barat daya Tiongkok, akan menghabiskan 1,83 miliar yuan (US$251 juta) untuk mendirikan pabrik dengan kapasitas tahunan 100.000 unit, yang akan dijual di Thailand, Australia, Selandia Baru, Inggris. dan Afrika Selatan, katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
“Thailand akan menjadi fokus ekspansi internasional Changan,” kata pernyataan itu. “Dengan kehadirannya di Thailand, perusahaan ini membuat lompatan maju di pasar internasional.”
Changan mengatakan pihaknya akan meningkatkan kapasitas pabrik menjadi 200.000 unit, namun tidak menyebutkan kapan akan beroperasi. Pihaknya juga belum mengumumkan lokasi fasilitas tersebut.
Pabrik baru di Thailand ini akan menjadi fasilitas luar negeri pertama Changan, dan sejalan dengan ambisi global produsen mobil tersebut. Pada bulan April, Changan mengatakan akan menginvestasikan total US$10 miliar di luar negeri pada tahun 2030, dengan tujuan menjual 1,2 juta kendaraan per tahun di luar Tiongkok.
“Changan telah menetapkan tujuan besar untuk produksi dan penjualan di luar negeri,” kata Chen Jinzhu, CEO konsultan Shanghai Mingliang Auto Service. “Keterburuan produsen mobil Tiongkok untuk membangun pabrik di luar negeri mencerminkan kekhawatiran mereka terhadap meningkatnya persaingan di dalam negeri.”
Changan melaporkan penjualan 2,35 juta kendaraan tahun lalu, meningkat 2 persen dibandingkan tahun lalu. Pengiriman kendaraan listrik melonjak 150 persen menjadi 271.240 unit.
Pasar Asia Tenggara menarik produsen mobil Tiongkok karena cakupan dan kinerjanya. Thailand merupakan produsen mobil terbesar di kawasan dan pasar penjualan terbesar kedua setelah Indonesia. Perusahaan ini melaporkan penjualan 849.388 unit tahun lalu, meningkat 11,9 persen dibandingkan tahun lalu, menurut konsultan dan penyedia data Just-auto.com.
Sekitar 3,4 juta kendaraan terjual di enam negara Asia Tenggara – Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina – tahun lalu, meningkat sebesar 20 persen dibandingkan penjualan tahun 2021.
Pada bulan Mei, BYD yang berbasis di Shenzhen mengatakan pihaknya telah setuju dengan pemerintah Indonesia untuk melokalisasi produksi kendaraannya. Perusahaan yang didukung oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffett ini memperkirakan pabriknya akan mulai berproduksi tahun depan. Ini akan memiliki kapasitas tahunan sebesar 150.000 unit.
Pada akhir Juni, Great Wall menyatakan akan mendirikan pabrik di Vietnam pada tahun 2025 untuk merakit kendaraan listrik murni dan hibrida. Pada tanggal 26 Juli, Hozon yang berbasis di Shanghai menandatangani perjanjian awal dengan Handal Indonesia Motor untuk memproduksi kendaraan listrik bermerek Neta di negara Asia Tenggara.
Negara ini juga siap menyalip Jepang sebagai eksportir mobil terbesar di dunia tahun ini. Menurut otoritas bea cukai Tiongkok, negara tersebut mengekspor 2,34 juta mobil dalam enam bulan pertama tahun 2023, mengalahkan penjualan luar negeri sebesar 2,02 juta unit yang dilaporkan oleh Asosiasi Produsen Mobil Jepang.