Jika Anda tertarik untuk mengikuti debat Face Off di masa mendatang, isilah ini membentuk untuk mengirimkan lamaran Anda.
Charmaine Wong dari Kolese Pendidikan Bersama St Paul. Foto: Selebaran
Ketika Hong Kong bergulat dengan tantangan pengelolaan sampah yang mendesak, skema pungutan sampah telah diusulkan sebagai solusi yang tepat. Hal ini penting untuk kesejahteraan semua pemangku kepentingan yang terlibat, sehingga sangat penting untuk menyertakan masa tenggang sebelum skema ini dapat ditegakkan sepenuhnya.
Mirip dengan larangan rokok elektrik pada tahun 2022, penerapan skema pungutan liar akan menyebabkan perubahan signifikan dalam gaya hidup dan bisnis.
Hong Kong menunda rencana pungutan sampah selama empat bulan
Dalam hal ini, diperlukan perubahan praktik pengelolaan sampah bagi dunia usaha dan masyarakat. Individu dan organisasi mungkin tidak sepenuhnya memahami seluk-beluk skema ini, sehingga masa tenggang akan memfasilitasi transisi yang lebih lancar dan memberikan waktu bagi masyarakat untuk belajar mematuhi peraturan baru. Periode penyesuaian ini akan memungkinkan masyarakat untuk mengeksplorasi strategi pengurangan sampah dengan mengevaluasi pola timbulan sampah.
Masa tenggang ini akan memberikan waktu bagi otoritas Hong Kong untuk mendidik masyarakat tentang tujuan dan manfaat skema pungutan sampah. Melalui iklan televisi dan kampanye kesadaran yang ditargetkan, masyarakat tidak hanya dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai skema ini dan dampak keuangannya, namun pemerintah juga dapat menerima masukan dari berbagai lapisan masyarakat. Asosiasi perumahan dan organisasi lingkungan hidup dapat mendorong keterlibatan aktif dengan mengisi kesenjangan dalam skema ini.
Skema pungutan sampah diperkirakan akan menghasilkan perubahan signifikan dalam gaya hidup dan bisnis. Foto: Jelly Tse
Peningkatan kesadaran ini dapat menumbuhkan keterlibatan masyarakat yang lebih besar, sehingga menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih inklusif dan berkelanjutan yang mencerminkan kebutuhan masyarakat.
Jangka waktu yang lama sebelum pelaksanaan sebenarnya memberikan waktu untuk mengevaluasi, menguji, dan meningkatkan fasilitas pengumpulan sampah. Dengan memastikan bahwa infrastruktur berfungsi dengan baik dan praktis serta mudah digunakan, skema ini dapat dilaksanakan dengan lancar, sehingga meningkatkan efektivitasnya dan meminimalkan potensi tantangan logistik.
Dengan partisipasi aktif, skema pungutan sampah dapat berkontribusi terhadap masa depan Hong Kong yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, dimana polusi tidak lagi menjadi masalah yang signifikan.
Melawan: Valerie Chiu Wing-yee, 14, St Mary’s Canossian College
Valerie Chiu dari Universitas St Mary Canossian. Foto: Selebaran
Hong Kong memiliki tingkat timbulan sampah yang tinggi. Pada tahun 2021, biaya pembuangan sampah kota setiap hari telah mencapai 1,53 kg per orang karena meluasnya penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai selama pandemi Covid-19.
Beberapa orang berpendapat bahwa masa tenggang dalam skema pungutan sampah dapat menjadi cara untuk beralih secara bertahap menuju praktik yang lebih berkelanjutan.
Selama masa tenggang, orang yang kedapatan membuang sampahnya ke tempat lain selain kantong yang telah ditentukan hanya akan mendapat teguran lisan, bukan denda.
Penyelaman Lebih Dalam: Pihak berwenang memperingatkan terhadap tas palsu sebelum peluncuran skema pungutan sampah
Menunda penerapan skema pemungutan sampah melalui masa tenggang akan mengakibatkan praktik pembuangan sampah yang tidak berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan berdampak langsung terhadap lingkungan karena tempat pembuangan sampah terus menumpuk.
Masa tenggang dapat menimbulkan persepsi ketidakadilan bagi warga negara yang telah melakukan upaya untuk mengurangi sampah dan mematuhi skema pungutan sampah ketika mereka melihat bahwa orang lain tidak mendapat hukuman uang jika tidak mematuhinya. Pemberian waktu tambahan atau keringanan hukuman menghambat kohesi sosial.
Mengatasi perubahan iklim memerlukan upaya kolektif dari setiap anggota masyarakat dengan rasa urgensi yang kuat. Penerapan masa tenggang dapat secara tidak sengaja mengurangi motivasi dan rasa urgensi masyarakat untuk beradaptasi dengan skema pungutan sampah.
Penduduk Hong Kong harus membayar HK 11 sen per liter untuk kantong plastik yang ditentukan. Foto: Edmond So
Menerapkan masa tenggang akan menunda kemampuan skema untuk menarik pendapatan, yang dapat digunakan untuk inisiatif ramah lingkungan dan meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah. Akibatnya, pemerintah mungkin menghadapi tantangan dalam mengembangkan dan memelihara sistem pengelolaan sampah berkelanjutan.
Alih-alih menggunakan masa tenggang, skema pungutan sampah bisa dimulai dengan denda yang lebih ringan. Tidak ada keraguan bahwa hal ini dapat menjadi hukuman yang lebih berat bagi warga.
Pendidikan publik mengenai konservasi lingkungan telah dilakukan selama puluhan tahun, dan masyarakat Hong Kong telah mempelajari 3R (reuse, Reduce, Recycle) selama bertahun-tahun.
Oleh karena itu, tidak perlu banyak waktu untuk beradaptasi dengan menghabiskan sekitar 11 sen HK per liter untuk kantong plastik yang ditentukan.