Terdapat 91 listing senilai 114 miliar yuan (US$15,8 miliar) yang tercatat pada kuartal ketiga, turun dari 105 listing senilai 144,6 miliar yuan pada kuartal sebelumnya, menurut laporan dari outlet berita lokal.
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, total 264 pencatatan saham baru di Tiongkok daratan menghasilkan 323,6 miliar yuan, yang menandai penurunan 0,33 persen dari jumlah IPO pada periode yang sama tahun 2022.
Dewan utama Shanghai, sementara itu, mengumpulkan total 39,6 miliar yuan pada periode yang sama, dibandingkan dengan 21,4 miliar yuan di Shenzhen dan 11,1 miliar yuan di Beijing.
Kuartal ketiga juga mencatat total 74 penarikan IPO. Jumlah tersebut merupakan 40 persen dari 184 penarikan IPO yang tercatat dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Dari 74 pencatatan saham yang ditarik, 12 diantaranya merupakan kategori barang konsumsi. Ini termasuk merek-merek populer seperti Dezhou Braised Chicken, produsen dan pengecer daging yang berbasis di provinsi pesisir timur Shandong.
Pada bulan Januari, pengawas sekuritas negara tersebut memberikan status “lampu merah” kepada perusahaan-perusahaan di sektor makanan dan minuman dan segmen pengujian Covid-19, yang menghalangi perusahaan-perusahaan ini mendapatkan akses terhadap pembiayaan ekuitas di bursa saham Shanghai dan Shenzhen.
Regulator juga mengidentifikasi beberapa industri “lampu kuning” – termasuk pakaian jadi, peralatan rumah tangga, dan furnitur – yang berarti perusahaan-perusahaan besar di bidang ini dapat dipertimbangkan untuk melakukan IPO. Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang memerlukan pembiayaan hutang dalam jumlah besar untuk melakukan ekspansi akan berada dalam pengawasan ketat.
Lebih dari 20 perusahaan makanan dan minuman serta pakaian jadi sedang menunggu permohonan IPO mereka disetujui, menyusul penerapan sistem berbasis registrasi yang baru. Pengaturan ini memberi bursa saham kekuatan untuk memeriksa rencana IPO, bukan CSRC.