Lalamove, yang didirikan pada tahun 2013, kini beroperasi di lebih dari 30 kota di Asia dan Amerika Latin.
Perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dan menunjukkan kepada pembuat kebijakan setempat bahwa mereka mampu bertahan dalam jangka panjang, menurut Simon Loong, pendiri dan CEO bank virtual WeLab, yang berbicara di panel yang sama pada hari Jumat.
“Pasar Asia Tenggara memiliki yurisdiksi, peraturan, dan mata uang yang terpisah,” kata Loong.
“Kami menghabiskan banyak waktu untuk memahami pasar dan menunjukkan kepada (pemerintah daerah) bahwa kami berada di sini bukan untuk menghasilkan uang dengan cepat.”
Pendekatan ini sering disebut oleh dunia usaha sebagai “hiperlokalitas”.
“Penyerbukan silang itu penting,” kata panelis lainnya, Yinglan Tan, mitra manajer pendiri di Insignia Ventures Partners. “Bagaimana Anda bisa mendapatkan sumber daya terbaik yang tersedia di kawasan ini?”
Tidak ada satu negara atau pasar yang memiliki semua sumber daya terbaik, jadi strategi terbaiknya adalah memanfaatkan bakat dan sumber daya di lingkungan sekitar yang mungkin bisa membantu Anda mencapai pasar global nantinya, kata Tan.
Misalnya, sebuah perusahaan mungkin berkantor pusat di Singapura, merekrut insinyur dari Tiongkok, menemukan pasar utama di Indonesia, dan mendirikan rumah desain di Filipina, katanya.
“Gunakan sumber daya di seluruh dunia untuk menciptakan perusahaan global,” kata Tan.
Peserta juga membahas pentingnya menciptakan lingkungan yang kompetitif namun bersahabat di antara perusahaan modal ventura dan bisnis.
“Tidak semua pasar akan seperti Tiongkok,” kata William Bao Bean, salah satu pendiri dan direktur pelaksana Orbit Startups.
“(Investor) harus mengambil beberapa pelajaran dari hal tersebut dan menerapkannya dengan tepat di AS atau negara-negara Asia lainnya.”
Dari sudut pandang investor, komunikasi antar pemangku kepentingan adalah hal yang paling penting, tambahnya.
“Kami bekerja sama dengan regulator dan berbagai kementerian untuk melihat kesenjangan yang ada,” kata Powell.
“Pada akhirnya, tujuannya adalah untuk membangun koridor antar negara, guna memanfaatkan pasar-pasar tetangga yang lebih kecil di kawasan ini.”