Namun, ia menekankan pentingnya mengejar perkembangan teknologi, terutama yang dapat diterapkan dalam produksi massal agar dapat memberikan peningkatan fungsional pada aplikasi yang ada dengan lancar.
Bahkan perubahan kecil pada material dapat membuat perbedaan yang signifikan, katanya. Sebagai contoh, ia menyebutkan investasi portofolio perusahaannya pada sebuah start-up Australia yang membuat kertas ramah lingkungan dari limbah tanaman.
Perusahaan tersebut, Varden, mengklaim bahwa Paperseal-nya dapat mengubah desain kemasan konsumen karena dapat menggantikan plastik sekali pakai, yang jarang didaur ulang, dengan bahan yang sepenuhnya dapat dibuat kompos dalam produk seperti biji kopi sekali pakai dan kemasan melepuh farmasi.
Chau mengatakan bahwa sebagian besar kapsul kopi aluminium berakhir di tempat pembuangan sampah, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, meskipun beberapa di antaranya dapat didaur ulang.
Inovasi seperti Paperseal memiliki kapasitas yang sangat besar untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat, tambahnya.
“Ini kecil tapi dengan kekuatan yang luar biasa,” katanya.
Horizons, yang didirikan bersama oleh Chau pada tahun 2012, telah melakukan investasi awal di perusahaan seperti DeepMind, Siri, Skype, Zoom, dan Impossible Foods. Visi perusahaan adalah berinvestasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi mendalam yang dapat mendorong umat manusia menuju masa depan yang lebih baik secara signifikan.
Ketika ditanya tentang tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan bisnis yang sulit, Chau menyebutkan pentingnya memiliki pola pikir ingin tahu dan menggunakan pemikiran kontrafaktual sebagai cara untuk mencetuskan ide. Ia juga mencatat bahwa kebijakan apa pun yang gagal harus dianggap sebagai bagian dari biaya pengembangan bisnis, karena memprediksi masa depan dan menjamin kesuksesan adalah hal yang mustahil.