Mimpi adalah sebuah misteri yang menarik – entah itu mimpi buruk yang menakutkan atau khayalan nyata, sebagian besar dari kita masih dapat mengingat dengan jelas setidaknya satu mimpi. Lagu telah digubah dan penemuan ilmiah diwujudkan saat tidur.
Mengapa kita bermimpi?
Kita masih belum mengetahui banyak tentang mimpi, namun banyak yang mengajukan teori untuk menjelaskannya.
Ilmuwan Austria Sigmund Freud – yang merupakan pendiri psikoanalisis, sebuah metode pengobatan gangguan mental – berpendapat bahwa mimpi memiliki makna tersembunyi dan berasal dari keinginan yang kita tolak. Sementara itu, psikiater Swiss Carl Jung mengatakan mimpi merupakan cerminan pikiran kita dan dapat mengungkap perkembangan kehidupan di masa depan.
Belakangan, ilmuwan tidur Allan Hobson dan Robert McCarley mengatakan mimpi terjadi ketika otak mencoba memahami sinyal acak yang diterimanya saat tidur.
Impian kita bisa jadi adalah upaya kita untuk memahami kehidupan sehari-hari. Foto: Shutterstock
Teori lain menyatakan bahwa mimpi adalah latihan peristiwa kehidupan nyata yang membantu kita mengatasi stres. Penelitian telah menemukan bahwa saat kita bermimpi, otak menemukan pola-pola bermakna sambil menyingkirkan “kebisingan latar belakang” yang tidak membantu, yang dapat membantu dalam pemecahan masalah.
Tidak ada satu teori pun yang dapat sepenuhnya menjelaskan mimpi, namun kita tahu bahwa mimpi berkaitan erat dengan tahapan tidur.
Bisakah suara coklat membantu Anda tidur? Psikolog mendiskusikan suara statis dan apakah itu memperbaiki insomnia
Empat tahap tidur
Ada empat tahapan tidur: tidur ringan non-rapid eye motion (REM) tahap 1 dan 2, tidur nyenyak non-REM, dan tidur REM. Kami melewati tahapan ini beberapa kali sepanjang malam (lihat grafik).
Tidur non-REM terdiri dari tiga bagian: tertidur, tidur ringan, dan tidur nyenyak. Selama waktu ini, gelombang otak melambat dan otot perlahan-lahan rileks.
Setiap malam, kita menghabiskan sekitar dua jam untuk bermimpi, yang sebagian besar terjadi selama tidur REM. Pada tahap ini, gelombang otak kita aktif dan mata kita bergerak dengan cepat.
Namun otot mengalami kelumpuhan sementara. Kelumpuhan ini disebabkan oleh neurotransmitter – bahan kimia yang membawa pesan antar sel saraf – yang menghentikan kita secara fisik mewujudkan impian kita dan berpotensi melukai diri kita sendiri.
Tapi kenapa mimpi kita terasa begitu nyata? Saat kita tidur, aktivitas korteks prefrontal otak kita – yang mengontrol penilaian rasional kita – menurun. Namun tidur REM meningkatkan aktivitas korteks visual, yang mengontrol apa yang kita lihat, dan amigdala, yang mengontrol emosi.
Apa jadinya jika siklus tidur terganggu
Jika kita terbangun pada tahap pertama tidur non-REM, kita mungkin tidak sadar bahwa kita sedang tidur. Namun jika kita terbangun di tengah tahap tidur nyenyak non-REM, kita mungkin akan merasa bingung dan mengantuk.
Beberapa orang mengalami fenomena yang disebut kelumpuhan tidur jika siklus tidurnya terganggu. Ketika ini terjadi, mereka merasa seperti sadar tetapi tidak bisa bergerak. Gejala umum kelumpuhan tidur lainnya adalah perasaan seperti Anda tidak dapat bernapas atau berbicara.
Apa itu susah tidur? Penyebab, pencegahan, dan apa yang harus dilakukan jika tidak bisa tidur
Kelumpuhan tidur terjadi ketika kita mendapatkan kembali kesadaran saat masuk atau keluar dari tidur REM. Meski rasanya seperti terjaga, kita tidak bisa bergerak karena neuron motorik kita terhambat untuk sementara. Hal ini sering terjadi bersamaan dengan mimpi nyata selama tidur REM.
Para ilmuwan masih berupaya mengungkap misteri mimpi, tetapi sampai saat itu, selamat malam, dan mimpi indah!
Young Post dengan senang hati bermitra dengan Museum Sains Hong Kong dan Museum Luar Angkasa Hong Kong dalam seri Lab STEM kami. Tujuan kami adalah untuk mendorong Anda dalam mengejar sains. Setiap bulan, kedua museum ini akan menjawab pertanyaan menarik Anda tentang dunia fantastis di sekitar kita, kosmos, dan seterusnya.
Konten disediakan oleh