Beberapa pelajar Hong Kong baru-baru ini mendapat kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Makau melalui tur. Tur yang diadakan pada tanggal 3 Februari ini memberikan eksplorasi mendalam terhadap kekayaan budaya Makau, memberikan siswa kenangan abadi dan pemahaman lebih dalam tentang kota yang mempesona ini.
Diselenggarakan oleh Kantor Pariwisata Pemerintah Makau bekerja sama dengan South China Morning Post, tema pengalaman ini adalah “Perjalanan budaya melintasi waktu: menjelajahi evolusi sejarah Makau.” Tur mendalam ini menawarkan kesempatan unik kepada generasi muda Hong Kong untuk menjelajahi kekayaan sejarah, budaya yang dinamis, dan praktik berkelanjutan Makau.
Salah satu hal yang menarik adalah kunjungan ke Rumah Budaya Teh Macao, di mana para siswa mempunyai kesempatan untuk belajar tentang pentingnya teh dalam sejarah Tiongkok dan praktik serta ritual yang terkait dengan apresiasi teh. Peserta Wong Yi-lam menekankan pentingnya menyaksikan situs secara langsung, dengan menyatakan, “Berada di tempat sebenarnya memungkinkan Anda bertemu dengan orang-orang yang berbeda dan merasakan reaksi mereka. Penting untuk mengikuti tur dan melihatnya (secara langsung) karena jika Anda hanya mengandalkan website, Anda hanya mendapatkan informasi umum.”
Di Macao Tea Culture House, tur ini juga menampilkan start-up bernama Chazence, yang memperkenalkan proyek inovatifnya untuk mengatasi peningkatan limbah yang dihasilkan oleh industri teh. Dengan meningkatnya budidaya teh dan meningkatnya limbah daun teh, pembuangan yang benar menjadi sangat penting untuk menghindari pencemaran lingkungan yang parah.
Chazence menyadari tantangan ini dan berupaya memberikan dampak positif dengan mengubah residu teh menjadi bahan daur ulang dan berkelanjutan. Misi mereka adalah memanfaatkan makna budaya teh sebagai bahan mentah dan secara aktif memasukkannya ke dalam berbagai produk, menawarkan alternatif ramah lingkungan dibandingkan bahan tradisional. Melalui upaya mereka, Chazence berkontribusi terhadap kebangkitan budaya minum teh sekaligus mempromosikan kelestarian lingkungan dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Perwakilan dari Chazence memberikan pencerahan kepada siswa tentang latar belakang dan misi perusahaan rintisan ini, yang berpusat pada mengubah sisa teh menjadi bahan daur ulang dan berkelanjutan. Foto: Selebaran
Reruntuhan St Paul’s, sebuah situs Warisan Dunia Unesco, memberikan gambaran sekilas tentang masa lalu Macau yang gemilang dan memicu rasa ingin tahu tentang evolusi sejarahnya. Ukiran batu yang rumit dan permata arsitektur membuat para siswa terkagum-kagum dan menginspirasi mereka untuk menggali lebih dalam sejarah Makau. Brandon Chung Lee-tsz, siswa lain yang mengikuti tur tersebut, mengungkapkan keterkejutannya atas nilai budaya dan sejarah Makau, dengan mengatakan, “Saya awalnya mengira Makau pada dasarnya adalah tujuan wisata dan hotel, namun saya terkesan dengan bagaimana Macau memanfaatkan sepenuhnya budaya dan sejarahnya. warisan.”
Siswa mengunjungi Patung Matteo Ricci dekat Reruntuhan St Paul, mempelajari sejarah misionaris asing yang melakukan perjalanan jauh ke Makau untuk menyebarkan Injil. Foto: Selebaran
Tur diakhiri dengan kunjungan ke Macau Grand Prix Museum, di mana para siswa menjelajahi budaya olahraga kota tersebut dan belajar tentang sejarah dan pentingnya Macau Grand Prix, salah satu acara motorsport paling bergengsi di Asia. Perhentian terakhir ini menyoroti perpaduan tradisi dan sifat dinamis lanskap budaya Makau.
Jika Anda dapat memilih seorang selebritas untuk menjadi duta sebuah situs bersejarah di Makau, inisiatif apa yang dapat mereka selenggarakan untuk mempromosikan warisannya?
Tur ini juga menyoroti praktik berkelanjutan dan pelestarian budaya Macau. Siswa menemukan bagaimana makanan memainkan peran penting dalam memajukan budaya Tiongkok. Brandon mengamati bahwa perpaduan budaya makanan Makau menunjukkan komitmen kota tersebut dalam melestarikan lingkungan dan tradisinya, dengan mengatakan, “Perpaduan dan hidup berdampingan dalam budaya makanan, seperti bakso ikan cod dan daging cincang, menunjukkan pesona unik Makau.”
Siswa membenamkan diri dalam pengalaman balapan MotoVR yang mengasyikkan di Macao Grand Prix Museum, menggunakan teknologi mutakhir untuk merasakan adrenalin langsung dalam balapan. Foto: Selebaran
“Macau Unlocked” memberikan pengalaman yang mendidik dan sangat menghargai sejarah, budaya, dan keberlanjutan Makau. Kenangan dan wawasan yang diperoleh dari perjalanan ini pasti akan meninggalkan kesan mendalam di benak generasi muda yang terlibat.
Seperti yang diungkapkan Yi-Lam, “Meskipun Makau mungkin tampak kecil, kita dapat fokus pada kreativitas dan warisan budayanya, dan Macau mempunyai pengaruh yang signifikan. Saya senang bisa menyaksikan berbagai bagian sejarahnya dan merasakan keindahan serta pesona Makau. Perjalanan ini akan selalu mendapat tempat istimewa di hati kami.”