Nomura Holdings mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya sedang menilai kembali bisnisnya di Tiongkok daratan, seiring meningkatnya kerugian pada perusahaan patungan sekuritas yang berbasis di Shanghai yang merupakan pukulan lain terhadap strategi ekspansi global bank investasi terkemuka Jepang tersebut.
Perusahaan patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki Nomura telah kesulitan untuk tumbuh sejak diluncurkan pada tahun 2019, karena terseret oleh pandemi dan perlambatan ekonomi.
Pada tahun 2022, perusahaan patungan tersebut mengalami kerugian sebesar 225 juta yuan (US$30,75 juta), setelah mengalami kerugian sebesar 84 juta yuan pada tahun 2021, menurut pengajuan Nomura.
“Dengan kehadiran kami di Tiongkok selama lebih dari empat dekade sejak tahun 1982, kami secara konsisten berupaya berkontribusi terhadap pengembangan pasar modal negara tersebut dan melayani kebutuhan klien yang terus berkembang,” kata Nomura dalam sebuah pernyataan.
“Strategi itu tetap tidak berubah. Setelah sepenuhnya keluar dari pandemi, kami bekerja secara konstruktif dengan mitra usaha patungan kami untuk menentukan jalur yang paling memungkinkan bagi bisnis darat kami untuk mencapai tujuan jangka panjang ini,” katanya.
Jumlah karyawan perusahaan patungan Nomura di Tiongkok telah turun menjadi 259 orang dari 281 orang pada bulan Juli, jauh dari target awal untuk meningkatkannya menjadi 500 orang pada tahun ini.
Meskipun Nomura menolak mengomentari alasan penurunan tersebut, Bloomberg, yang pertama kali melaporkan berita tersebut, mengatakan bahwa perusahaan patungan tersebut telah memangkas jumlah pekerja dan melihat sejumlah pemecatan menyusul perombakan manajemen awal tahun ini.
Deutsche Bank menambah jumlah tim investasi di Asia dengan merekrut para pesaingnya
Deutsche Bank menambah jumlah tim investasi di Asia dengan merekrut para pesaingnya
Tinjauan tersebut muncul ketika bank investasi Jepang tersebut memangkas jumlah bankir investasinya di Hong Kong. Reuters melaporkan bahwa Nomura telah memberhentikan sekitar 10 bankirnya yang berbasis di Hong Kong, termasuk beberapa bankir yang fokus pada kesepakatan terkait Tiongkok.
Bank-bank terkemuka Amerika dan Eropa, seperti Goldman Sachs dan Citigroup, telah melakukan PHK pada unit perbankan investasi mereka di Asia pada tahun ini.
Nomura menerima persetujuan peraturan akhir untuk meluncurkan usaha patungan, Nomura Orient International Securities, pada tahun 2019, sebagai bagian dari langkah Beijing untuk membuka sektor keuangannya bagi perusahaan asing.
Rencana awalnya meminta usaha patungan tersebut untuk fokus pada pengelolaan kekayaan dan akhirnya memperluas ke bisnis grosir, termasuk perbankan investasi dan perdagangan.
Perusahaan patungan ini 51 persen dimiliki oleh Nomura, 24,9 persen oleh Orient International Holding, dan 24,1 persen oleh Shanghai Huangpu Investment Holding Group.