Sebuah dokumen Vatikan secara eksplisit menyatakan bahwa para imam Katolik dapat memberkati hubungan sesama jenis, menguraikan syarat-syarat apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam pemberkatan tersebut.
Tujuan keseluruhannya adalah untuk memperjelas kepada pasangan dan orang-orang di sekitar mereka bahwa pemberkatan itu sama sekali tidak menyerupai pernikahan. Sebab, Gereja Katolik mengajarkan bahwa pernikahan adalah persatuan seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita.
Tidak ada yang berubah mengenai posisi gereja mengenai pernikahan, penolakan tegasnya terhadap pernikahan sesama jenis, atau keyakinannya bahwa hubungan seks di luar nikah – baik gay maupun heteroseksual – adalah dosa.
Penyelenggara mengatakan festival LGBTQ terbesar di Hong Kong, Pink Dot, sukses
Apa isi dokumen itu?
Dokumen dari kantor doktrin Vatikan secara eksplisit mengatakan bahwa para imam dapat memberikan pemberkatan kepada pasangan sesama jenis asalkan pemberkatan itu tidak menyerupai pernikahan. Untuk menghindari kebingungan, pemberkatan tidak boleh dilakukan bersamaan dengan upacara persatuan sipil, gay atau heteroseksual.
Apakah ini berarti pendeta boleh menikahkan pasangan LGBTQ+?
Tidak. Tidak ada yang berubah mengenai penolakan tegas Gereja Katolik terhadap pernikahan sesama jenis, atau ajarannya bahwa tindakan homoseksual “secara intrinsik tidak normal”. Sebaliknya, dokumen baru ini bertujuan untuk memungkinkan pasangan mana pun yang berada dalam “persatuan tidak teratur” untuk mencari dan menerima cinta dan belas kasihan Tuhan melalui berkat. Hal ini dapat mencakup pasangan LGBTQ+ dan pasangan heteroseksual yang belum menikah di gereja.
Telah terjadi perubahan radikal dalam kebijakan Vatikan ketika sebuah dokumen baru menyatakan bahwa orang-orang yang mencari kasih dan belas kasihan Tuhan tidak harus melalui “analisis moral yang mendalam” untuk menerimanya. Foto: AP
Bagaimana pemberkatan ini dapat dilaksanakan?
Pemberkatan ini dapat dipersembahkan saat berkunjung ke tempat suci Katolik, saat bertemu dengan pendeta, mendaraskan doa secara berkelompok, atau saat berziarah. Namun pertunjukan tersebut tidak boleh dilakukan dengan “pakaian, gerak tubuh, atau kata-kata apa pun yang pantas untuk sebuah pernikahan”.
Apakah doa-doa ini tertulis?
Untuk mencegah kebingungan dengan doa resmi Gereja, pemberkatan hendaknya tidak dikodifikasi atau ditetapkan berdasarkan prosedur atau ritual yang ditetapkan oleh keuskupan atau konferensi para uskup. Sebaliknya, para imam harus dilatih untuk “secara spontan” memberikan pemberkatan di luar pemberkatan yang disetujui gereja.
Siswa menciptakan ruang aman bagi remaja Hong Kong untuk berdiskusi tentang seks dan isu LGBTQ
Apakah masih ada lagi yang akan datang?
Untuk memperjelas sifat spontan dan informal dari pemberkatan ini, Vatikan mengatakan mereka tidak memiliki rencana untuk mengatur rincian atau praktik mengenai pemberkatan sesama jenis, atau menjawab pertanyaan lebih lanjut mengenai hal tersebut, dan menyerahkan hal tersebut kepada masing-masing imam untuk menyelesaikannya.