Penjelasannya menunjukkan bahwa terlepas dari tantangan domestik dan eksternal, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini akan terus menyoroti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada tahun pertama masa jabatan lima tahun ketiga Presiden Xi Jinping.
“Kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi nasional dalam kisaran yang wajar untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga kuenya bisa semakin besar, dan standar hidup masyarakat bisa menyamai negara-negara maju,” tulisnya dalam artikel yang termasuk dalam penjelasan resmi Beijing tentang krisis ekonomi. pedoman yang dirilis pada kongres partai ke-20 bulan lalu.
Kongres tersebut menggarisbawahi kemakmuran bersama sebagai prioritas ekonomi utama dan menambahkan upaya “pembangunan berkualitas tinggi” ke dalam konstitusi partai, yang selanjutnya memicu spekulasi mengenai apakah Tiongkok siap mengorbankan sejumlah pertumbuhan demi mengurangi kesenjangan kekayaan yang semakin besar.
“Kita perlu menerapkan pengendalian makro yang bijaksana dan efektif serta memastikan indikator-indikator ekonomi utama tetap berada dalam kisaran yang wajar dalam jangka panjang,” kata Han.
“Naik atau turunnya perekonomian secara besar-besaran harus dihindari.”
Pertumbuhan PDB tahunan terus melambat, turun dari kenaikan dua digit pada tahun 2010 menjadi 5,1 persen pada tahun 2020-21, tahun pertama pandemi virus corona. Pertumbuhan sebesar 3 persen yang tercatat dalam sembilan bulan pertama tahun 2022 sudah jauh dari target tahunan yaitu “sekitar 5,5 persen”.
Dampak pandemi ini sudah terlihat jelas, dengan wabah awal dan lockdown yang menyebabkan perekonomian mengalami kontraksi triwulanan yang jarang terjadi, yaitu sebesar 6,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2020.
Saat pandemi virus corona mereda, Tiongkok secara luas diyakini memiliki potensi untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan sebesar 5-6 persen.
Untuk memenuhi target Tiongkok pada tahun 2035 untuk menyamai negara-negara maju dalam hal per kapita, Tiongkok harus melipatgandakan PDB dari tingkat tahun 2020, atau mencapai pertumbuhan tahunan setidaknya 4,7 persen atau lebih tinggi dari tahun 2021 hingga 2035.
Han, yang telah menghabiskan karir panjang di badan perencanaan dan kantor penelitian Dewan Negara, kabinet Tiongkok, telah menunjukkan minat dalam penelitian tentang bagaimana Tiongkok dapat melampaui Amerika Serikat sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
“Kita harus menyadari bahwa terdapat kesenjangan yang relatif besar dengan negara-negara maju dalam hal banyak indikator ekonomi dan mata pencaharian,” ujarnya.
Hal ini mencakup pemerintah yang memimpin teknologi-teknologi penting dan terdepan untuk mencapai swasembada, dan para ilmuwan mempunyai peran yang lebih besar dalam pengembangan, pengeluaran, dan sumber daya teknologi, katanya.
Target PDB tahunan Tiongkok dan prioritas kerja selalu dibahas pada konferensi kerja ekonomi pusat partai tersebut setiap bulan Desember, dan proposal tersebut akan menjalani konsultasi internal sebelum diumumkan secara resmi ketika pertemuan legislatif dibuka pada bulan Maret.