“Neta berdedikasi untuk membangun rantai industri lengkap yang mencakup penelitian dan pengembangan, manufaktur, penjualan, dan layanan purna jual.”
Pabrik yang dibangun bersama mitranya di Thailand, Bangchan General Assembly, memiliki kapasitas tahunan sebesar 20.000 unit. Neta V-II adalah model kemudi kanan pertama perusahaan yang dikembangkan untuk beberapa pasar di luar Tiongkok daratan, termasuk Asia Tenggara.
Neta V entry-level, mobil setir kiri yang ditujukan untuk pelanggan Tiongkok daratan, dijual mulai dari 73.900 yuan (US$10.392) di Tiongkok. Ia memiliki jarak tempuh 301 kilometer dengan sekali pengisian daya.
Hozon mengatakan pihaknya telah mengirimkan lebih dari 12.000 unit di Thailand sejak mulai mengekspor kendaraan buatan Tiongkok ke negara Asia Tenggara itu pada Agustus 2022.
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, kendaraan Neta menguasai 20 persen pangsa segmen mobil listrik murni di negara tersebut.
Perusahaan mengatakan pihaknya bertujuan untuk memperluas jaringan penjualan globalnya ke 50 negara dengan 500 outlet penjualan dan layanan di luar negeri.
Pada bulan Juli, Hozon menandatangani perjanjian awal dengan PT Handal Indonesia Motor untuk membangun pabrik perakitan di Indonesia yang diharapkan dapat beroperasi pada kuartal kedua tahun 2024.
“Mobil listrik merek Tiongkok kini memiliki keunggulan harga di Asia Tenggara dan beberapa di antaranya mempercepat laju penjualan mobil dan membangun pabrik di sana,” kata Chen Jinzhu, CEO konsultan Shanghai Mingliang Auto Service. “Mereka juga ingin menghindari persaingan yang ketat di pasar dalam negeri sambil mengejar pertumbuhan baru di luar negeri.”
Produsen kendaraan listrik besar berada di bawah tekanan untuk membendung kerugian di tengah meningkatnya persaingan di Tiongkok daratan, pasar mobil listrik terbesar di dunia. Dipenuhi dengan 200 pemain, kekhawatiran meningkat mengenai kelebihan kapasitas yang parah.