Produsen mobil Tiongkok, BYD, sedang menghadapi penyelidikan di India atas tuduhan bahwa mereka membayar terlalu sedikit pajak atas suku cadang impor untuk mobil yang mereka rakit dan jual di negara tersebut, kata dua sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut.
BYD di India dan Tiongkok tidak membalas beberapa permintaan komentar. Kementerian Keuangan India tidak membalas email dan pesan WhatsApp yang meminta komentar.
India mengenakan pajak atas impor mobil listrik sebesar 70 persen atau 100 persen berdasarkan nilai kendaraan tersebut, namun mengenakan pajak sebesar 15 persen atau 35 persen atas impor suku cadang mobil yang kemudian dirakit secara lokal menjadi kendaraan listrik.
Namun tarif yang lebih rendah ini hanya berlaku bila suku cadang seperti baterai atau motor diimpor tanpa dipasang pada sasis kendaraan.
Salah satu sumber mengatakan BYD belum memenuhi persyaratan tersebut, sehingga harus membayar salah satu tarif yang lebih tinggi, tergantung pada nilai mobil.
Baik jangka waktu terjadinya dugaan pelanggaran maupun jumlah mobil yang terkena dampak tidak dapat diketahui dengan jelas.
BYD, yang telah menginvestasikan lebih dari US$200 juta di India, memasarkan SUV listrik Atto 3 dan e6 EV ke armada korporat dan berencana meluncurkan sedan listrik Seal pada akhir tahun ini.
Telah terjual sekitar 1,960 mobil di India sejak mulai dijual pada tahun 2022, menurut data registrasi pemerintah.