Dan pesan tersebut kepada forum tersebut, katanya dalam wawancara, “termasuk perspektif mengenai tahun lalu dan prospek tahun baru – bagaimana Tiongkok akan mendorong reformasi dan keterbukaan, memperdalam reformasi perusahaan milik negara dan mendukung sektor swasta. , dan cara mengatur pengendalian risiko”.
“Dunia telah memantau dengan cermat perubahan kebijakan COVID-19 di Tiongkok dan solusinya untuk melawan perubahan iklim. Kami merasa bahwa dunia telah memperdalam pemahamannya mengenai Tiongkok, dan kami mendengar apa yang mereka katakan: Tiongkok akan bangkit kembali.”
“Mengingat keadaan saat ini, kami siap,” kata Liu, mengacu pada pembukaan kembali Tiongkok untuk terhubung kembali dengan negara-negara lain di dunia. “Kami berharap lebih banyak teman asing yang datang ke Tiongkok, dengan lebih banyak investasi asing di negara ini, dan kami akan meningkatkan lingkungan operasi bisnis di Tiongkok secara komprehensif. Saya sangat positif mengenai hal ini.”
Dalam pidato utamanya pada hari Selasa, Liu mengatakan Tiongkok telah kembali ke keadaan normal lebih cepat dari yang diharapkan dan bersiap untuk pemulihan ekonomi yang signifikan tahun ini.
Pertemuan tatap muka pertamanya dengan Yellen, mitranya dari AS, dalam lebih dari dua tahun berlangsung lebih lama dari yang diharapkan pada hari Rabu, yaitu hampir tiga jam, dan Liu mengatakan itu adalah “dialog yang sangat berharga bagi kedua belah pihak”.
“Delegasi AS perlu mengejar penerbangan, jadi kami harus menghentikan pertemuan tersebut. Kami bisa berbicara lebih lama jika kami punya waktu,” kata Liu. “Diskusinya sangat profesional, jujur, dan mendalam. Kami melakukan diskusi komprehensif mengenai perkembangan hubungan Tiongkok-AS, situasi saat ini, dan bagaimana kita dapat meningkatkan kerja sama.”
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak, kedua negara sepakat untuk meningkatkan komunikasi untuk melawan hambatan ekonomi dan perubahan iklim, dan mereka sepakat bahwa Yellen akan mengunjungi Tiongkok dalam waktu dekat, dan bahwa kunjungan timbal balik ke AS akan diatur.
Pernyataan Tiongkok mengatakan kekhawatiran muncul mengenai kebijakan ekonomi, perdagangan dan teknologi Washington terhadap Tiongkok, dan bahwa Beijing berharap AS akan lebih memperhatikan dampak kebijakan terhadap kedua belah pihak.
Liu mengatakan dalam wawancara dengan Phoenix TV bahwa mereka juga membahas masalah tarif dan pencatatan perusahaan Tiongkok di pasar saham AS.
“Kami membahas kerja sama di bidang perubahan iklim, keuangan, energi, ketahanan pangan dan keringanan utang, dan kami juga menyampaikan keprihatinan utama kami,” kata Liu.
Sejak Presiden Xi Jinping dan Joe Biden bertemu pada bulan November di Bali, Indonesia, baik Beijing maupun Washington telah berupaya memulihkan komunikasi dan mencegah ketegangan bilateral menjadi lebih buruk.