China Petroleum & Chemical Corporation, lebih dikenal sebagai Sinopec, telah mencapai kesepakatan awal dengan BP untuk memperluas kemitraan strategis mereka dan menjajaki peluang di sektor energi baru Tiongkok.
Raksasa minyak milik negara Tiongkok dan perusahaan minyak dan gas multinasional Inggris menandatangani nota kesepahaman di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada hari Kamis, menurut pernyataan terpisah dari kedua perusahaan.
Kedua pihak akan semakin memperkuat kerja sama di berbagai bidang termasuk penjualan bahan bakar, perdagangan minyak dan gas, bahan bakar kelautan, dan kegiatan hulu.
Mereka juga akan mencari peluang di sektor rendah karbon dan memperdalam kerja sama dalam pengisian kendaraan energi baru (NEV) agar dapat lebih melayani pasar NEV yang berkembang pesat di Tiongkok dan mendukung transisi energi di industri transportasi, menurut BP.
“Seiring dengan upaya kedua perusahaan menuju net zero dan transisi menuju perusahaan energi terintegrasi, transisi energi menghadirkan sejumlah peluang baru yang menarik dan beragam bagi kemitraan strategis kami, khususnya dalam memperluas kemampuan kami dalam layanan mobilitas dan kenyamanan,” William Lin, wakil presiden eksekutif di BP, kata Kamis.
Kedua perusahaan bahan bakar fosil berharap kemitraan ini akan membuka peluang baru bagi pembangunan rendah karbon mereka, kata Zhao Dong, direktur dan presiden Sinopec.
Baik Sinopec maupun BP berupaya memperluas pangsa pasar pengisian NEV di Tiongkok yang berkembang pesat, dimana sekitar 6,7 juta kendaraan listrik baterai (EV) dan 2,8 juta kendaraan hibrida plug-in terjual tahun lalu, mewakili pertumbuhan sebesar 38 persen tahun lalu. tahun, menurut data dari Asosiasi Produsen Mobil China.
BP menandatangani perjanjian pada tahun 2019 dengan platform ride-hailing Tiongkok Didi untuk mengembangkan usaha patungan pengisian daya.
BP saat ini mengoperasikan lebih dari 740 pompa bensin di seluruh Tiongkok melalui usaha patungan dengan Sinopec dan PetroChina. BP dan Sinopec juga mendirikan usaha patungan di Singapura pada tahun 2015 untuk memasok bahan bakar bunker.
Pelaporan tambahan oleh Reuters