Sebagai seorang pelajar, saya merasa mempelajari tata rias khusus adalah pengalaman yang unik dan berharga. Keterampilan ini melibatkan manipulasi kosmetik untuk menciptakan berbagai efek, mulai dari memalsukan cedera hingga mengubah diri menjadi makhluk mirip Frankenstein. Bukankah ini terdengar menarik?
Meskipun beberapa orang mungkin menganggap riasan sebagai hobi yang bersifat stereotip feminin, saya menemukan bahwa pernyataan ini hanyalah stereotip tipis. Riasan khusus adalah alat yang ampuh untuk menghidupkan imajinasi seseorang, dan tidak boleh terbatas pada satu jenis kelamin saja. Saya telah mampu memupuk kemampuan artistik saya dan mengeksplorasi jalur karier potensial.
Riasan khusus memainkan peran penting dalam industri film dan festival seperti Halloween. Ini meningkatkan efek visual dan menghidupkan karakter imajiner. Saat Halloween, riasan khusus bisa menciptakan tampilan seram dan menyenangkan.
Secara keseluruhan, perjalanan saya ke dunia tata rias khusus sangat memuaskan. Dengan memanfaatkan kesempatan belajar ini, saya telah memperluas wawasan saya. Jadi jika Anda pernah bertanya-tanya tentang riasan efek khusus, Anda harus mencobanya.
Menggabungkan kecintaan pada tata rias efek khusus dan film Hong Kong
Menulislah untuk mengekspresikan, bukan untuk mengesankan
Cheng Cheung-fung, Sekolah Menengah Yan Oi Tong Tin Ka Ping
Dalam upaya mereka untuk meningkatkan keterampilan menulis, sebagian besar pelajar Hong Kong sering kali terpaksa memasukkan idiom yang terlalu sering digunakan ke dalam setiap esai yang mereka tulis, seperti “membunuh dua burung dengan satu batu” dan “sepotong kue”.
Mereka juga menambahkan kata keterangan sebanyak mungkin tanpa mempertimbangkan apakah hal ini perlu. Meskipun “trik” ini dapat membantu siswa lulus ujian, itu bukanlah elemen kunci dalam menulis yang baik. Seperti yang dikatakan Stephen King, yang dikenal sebagai “raja horor”, “Jalan menuju neraka dipenuhi dengan kata keterangan.” Ini mungkin berlebihan, namun siswa harus berpikir dua kali sebelum menambahkan kata keterangan ke dalam kalimat mereka. Misalnya, dalam kalimat “Dia berlari cepat ke dalam”, kata kerja “berlari” sudah menyiratkan bahwa dia bergerak “cepat”, sehingga menjadi mubazir.
Pelajar Hong Kong juga cenderung membuat komposisi sepanjang dan serumit mungkin. Namun tujuan menulis adalah untuk berkomunikasi dengan khalayak tertentu, bukan untuk mengesankan mereka dengan bahasa rumit yang mungkin tidak mereka pahami. Siswa harus berusaha membuat tulisan mereka sesederhana dan sedapat mungkin dimengerti. Menulislah untuk mengekspresikan, bukan untuk mengesankan.
Dengan tips ini, siswa dapat belajar berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
Perhatikan baik-baik tulisan Anda untuk memastikan tidak ada idiom atau kata keterangan yang digunakan secara berlebihan. Foto: Shutterstock
Kebutuhan neon
Amy Or, Perguruan Tinggi Pui Kiu
Ketika orang memikirkan Hong Kong, mereka sering membayangkan makanannya yang lezat, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, dan jalanan yang diterangi lampu neon. Namun, saya terkejut saat mengetahui bahwa lampu neon perlahan menghilang dari jalanan kota. Penting untuk melestarikan lampu-lampu unik ini sebagai bagian dari warisan budaya Hong Kong.
Film-film di Hong Kong dan luar negeri telah lama menampilkan lampu neon kota yang semarak. Perlengkapan ini telah menjadi identik dengan Hong Kong dan merupakan bagian penting dari pesona dan karakter kota ini.
Apalagi lampu neon melambangkan kreativitas generasi masa lalu. Mereka pertama kali muncul di kota ini pada tahun 1920-an, dengan cerdik menciptakan kaligrafi dengan tabung neon yang bersinar. Lampu neon telah mengakar kuat di hati masyarakat dan harus dilindungi sebagai bagian dari identitas budaya Hong Kong.
Lampu neon merupakan karakteristik identitas dan energi Hong Kong yang tak tergantikan. Bangunan-bangunan tersebut tidak boleh dianggap sebagai “bangunan ilegal” tanpa mempertimbangkan nilai budayanya. Pemerintah harus berpikir dua kali sebelum memaksa toko-toko untuk menghapus tanda-tanda ini dan sebaliknya, berupaya melestarikan dan melindunginya untuk generasi mendatang.
Lampu neon Hong Kong adalah bagian nyata dari lanskap kotanya. Foto: Connor Mycroft
Sains tidak bisa memperbaiki segalanya
Ashley Lau, Perguruan Tinggi Putri St Stephen
Bahkan ketika sekolah semakin fokus pada pendidikan STEM, saya sering bertanya-tanya apakah sains benar-benar akan menyelesaikan semua masalah kita.
Meskipun ilmu pengetahuan telah memungkinkan banyak inovasi, namun masih menghadapi keterbatasan. Misalnya, tanaman hasil rekayasa genetika telah memungkinkan manusia untuk bertani dan memproduksi makanan dengan kecepatan yang tidak terbayangkan sebelumnya, namun hal ini belum memecahkan masalah kelaparan dunia. Ketimpangan struktural dan keserakahan menimbulkan tantangan besar dalam memastikan tidak ada orang yang kelaparan.
Terlebih lagi, sains tidak mampu mengatasi permasalahan yang tidak berwujud seperti permasalahan dalam hubungan antarmanusia. Meskipun mempelajari bahan kimia di otak kita dan mekanisme biologis yang berkaitan dengan emosi dapat membantu kita meningkatkan pemahaman tentang diri kita sendiri, hal ini tidak menjawab pertanyaan paling mendasar dalam kehidupan.
Face Off: Haruskah kursus STEM diwajibkan bagi semua siswa?
Adalah suatu kesalahan jika kita percaya bahwa ilmu pengetahuan adalah satu-satunya hal yang kita perlukan.
Namun, memperluas pemahaman kita tentang alam dapat memberi kita wawasan tentang bagaimana kita dapat berinovasi untuk masa depan yang lebih baik dan meningkatkan kehidupan kita.
Meskipun sains mempunyai keterbatasan, sains masih merupakan alat penting untuk kemajuan. Jadi meskipun bidang studi ini mungkin tidak menyelesaikan semua masalah kita, namun hal ini membawa kita lebih dekat ke dunia yang lebih baik.