Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya akan meninjau perlunya untuk terus mengenakan tarif anti-dumping dan anti-subsidi pada jelai impor Australia mulai hari Sabtu, dan survei tersebut akan selesai dalam waktu satu tahun.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pada hari Selasa bahwa Australia akan menangguhkan kasus di Organisasi Perdagangan Dunia mengenai bea masuk jelai, sementara Tiongkok mempercepat peninjauan kembali tarif tersebut.
Wong mengatakan Tiongkok telah setuju untuk melakukan “peninjauan yang dipercepat” terhadap bea masuk tersebut selama tiga atau empat bulan.
Pernyataan Kementerian Perdagangan mengatakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam tinjauan tersebut dapat menyampaikan komentar dan bukti dalam waktu 20 hari mendatang, dan bahwa tinjauan tersebut harus berakhir sebelum 15 April 2024.
Bea masuk tersebut awalnya akan berakhir pada Mei 2025.
Beijing awalnya memberlakukan tarif perdagangan dan pembatasan lainnya pada tahun 2020 terhadap sejumlah ekspor Australia, termasuk jelai, anggur, dan batu bara, setelah adanya seruan dari Perdana Menteri saat itu, Scott Morrison, untuk melakukan penyelidikan internasional mengenai asal usul Covid-19.
Hubungan keduanya telah memburuk bahkan sebelum itu dan anjlok setelah komentar Morrison dan menteri luar negeri saat itu.
Pelaporan tambahan oleh Bloomberg