Pejabat keuangan senior dari Tiongkok dan Amerika Serikat melakukan diskusi “profesional, pragmatis, jujur, dan konstruktif” mengenai stabilitas, pengawasan, dan regulasi keuangan pada pertemuan pertama kelompok keuangan baru minggu ini.
Diskusi tersebut berlangsung “profesional, pragmatis, jujur, dan konstruktif”, tambah pernyataan itu, dan kedua belah pihak sepakat untuk terus berkomunikasi seiring dengan upaya dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia untuk meredakan ketegangan.
Pertemuan tersebut diselenggarakan bersama oleh wakil pejabat setingkat menteri dari PBOC dan Departemen Keuangan AS.
Tiongkok dan AS menyiapkan panggung untuk KTT Xi-Biden dengan pertemuan Kelompok Kerja Ekonomi
Tiongkok dan AS menyiapkan panggung untuk KTT Xi-Biden dengan pertemuan Kelompok Kerja Ekonomi
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Administrasi Regulasi Keuangan Nasional Tiongkok, Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok, Federal Reserve AS, Komisi Sekuritas dan Bursa AS, dan otoritas regulasi keuangan terkait lainnya, tambah pernyataan PBOC.
Pada hari Rabu, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa pihaknya juga “terus terang mengemukakan hal-hal yang menimbulkan ketidaksepakatan” selama pertemuan virtual dua jam tersebut.
Kedua kelompok kerja tersebut melapor langsung kepada Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng dan Yellen.
Yellen mengatakan kepada Bloomberg News pada hari Kamis bahwa hubungan AS dengan Tiongkok kini berada dalam kondisi yang lebih positif setelah periode “berbahaya” dimana hanya sedikit kontak antara para pejabat senior selama sekitar dua tahun.
“Kami sekarang telah melakukan serangkaian diskusi yang sangat konstruktif dan mendalam mengenai bidang-bidang yang menjadi perhatian bersama,” kata Yellen.
“Saluran komunikasi ketika suatu masalah muncul, masing-masing pihak dapat mengangkat telepon dan mendiskusikannya sebelum mencapai tingkat perselisihan yang sangat serius.
“Jadi menurut saya agenda ini berhasil, kita pasti akan memperdalam hubungan dan diskusi ekonomi kita. Saya merasa sangat senang dengan keadaan di sana.”
Yellen menambahkan bahwa dia juga telah menjelaskan kepada Tiongkok bahwa AS bermaksud untuk memiliki “persaingan yang sehat dan perdagangan serta investasi yang saling menguntungkan di banyak bidang”, sambil menekankan bahwa kedua belah pihak perlu mengatasi masalah global, termasuk perubahan iklim dan keringanan utang.