Yuan melampaui dolar AS untuk pertama kalinya pada minggu ini dan menjadi mata uang asing yang paling banyak diperdagangkan di bursa Moskow karena ketegangan dengan Barat mendorong perekonomian Rusia lebih dekat ke Tiongkok.
Sebanyak 64.900 transaksi yuan-rubel diselesaikan pada hari Senin, dengan volume perdagangan mencapai 70,3 miliar rubel (US$1,17 miliar), data dari Moscow Exchange Group menunjukkan.
Sebagai perbandingan, perdagangan spot pasangan dolar AS-roubel berjumlah 68,2 miliar rubel dengan 29.500 transaksi.
Perdagangan yuan-roubel yang kuat berlanjut pada hari Selasa, meskipun pada tingkat yang sedikit lebih rendah.
Rusia terpaksa menyelesaikan lebih banyak transaksi dalam yuan setelah terkena sanksi keuangan Barat karena menginvasi Ukraina.
Rusia menjadi pasar terbesar ketiga untuk transaksi yuan luar negeri pada bulan Agustus, menyumbang 4,27 persen dari total pembayaran yuan, setelah Hong Kong dan Inggris, menurut data Swift.
Pada bulan Mei, Rusia menduduki peringkat ke-12 dunia, namun sebelumnya tidak masuk dalam peringkat 15 besar.
“Ini adalah proses yang tidak bisa dihindari karena Rusia terpaksa melakukan ‘de-dolarisasi’ perekonomiannya di bawah tekanan sanksi,” kata Temur Umarov, pakar Tiongkok dan Asia Tengah dari Carnegie Endowment for International Peace.
Pedagang dan pebisnis Rusia ingin mendiversifikasi portofolio mereka, kata Umarov.
“Sebelum perang di Ukraina, minat terhadap euro meningkat secara dramatis, sekarang alternatif ini tampaknya tidak memungkinkan,” katanya.
Namun, dia mengatakan hal itu tidak berarti yuan menjadi lebih populer, melainkan mencerminkan “kebuntuan” yang dialami Rusia.
Meningkatnya penggunaan yuan akan memperdalam ketergantungan ekonomi Rusia pada Tiongkok seiring dengan meningkatnya perdagangan bilateral, kata Umarov.
“Rusia harus pergi ke Tiongkok dan membeli lebih banyak barang dan jasa di sana jika tidak ingin semua uang ini dibekukan,” katanya, seraya menambahkan bahwa kemungkinan besar akan ada lebih banyak transaksi yuan di Rusia.
Namun, yuan masih tertinggal jauh dibandingkan dolar dan mata uang utama lainnya seperti euro dalam hal pembayaran global.