Akibatnya, pedagang lokal seperti Luan Jun terpaksa menyewa truk untuk mengangkut produk mereka dari rumah kaca ke pos pemeriksaan jalan raya.
“Sekarang biayanya jauh lebih tinggi, dan efisiensinya lebih rendah,” kata Luan.
Lebih buruk lagi, banyak kota di wilayah timur laut yang melakukan lockdown akibat wabah lokal, sehingga memaksa para penjual buah-buahan untuk menutup usahanya.
“Sebelumnya saya bisa mengirimkan 5.000kg stroberi per hari, namun sekarang saya hanya bisa mengirimkan setengah dari jumlah tersebut,” kata Luan.
Kebijakan garis keras ini membebani angkutan jalan raya, yang menyumbang 73,8 persen dari keseluruhan volume angkutan barang Tiongkok pada tahun 2020, menurut statistik dari Kementerian Transportasi.
Biaya meningkat karena inefisiensi, sementara pelanggan menunggu lebih lama untuk pengiriman dan produsen kesulitan mengirimkan kargo.
“Sekarang (semua tempat) dikunci atau dikontrol secara ketat,” kata Feng Yilin, yang bekerja di sebuah perusahaan logistik yang berbasis di provinsi Hubei tengah.
Sebagian besar kota dan kabupaten di seluruh negeri mengharuskan pengemudi untuk menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif dalam waktu 48 jam untuk memasuki yurisdiksi mereka dan beberapa mengharuskannya dalam waktu 24 jam, kata Feng.
“Dan ketika pengemudi keluar dari jalan raya untuk memasuki kota mana pun, mereka menjalani tes asam nukleat tambahan di pintu keluar jalan raya,” katanya, seraya menambahkan bahwa hambatan tersebut mengakibatkan antrian panjang di pos pemeriksaan.
Dampaknya sudah terlihat pada arus lalu lintas di seluruh negeri. Indeks arus angkutan kendaraan jalan raya, yang mengukur jumlah truk yang beroperasi di wilayah tertentu, adalah 92,49 untuk seluruh Tiongkok pada hari Jumat, turun 22,4 persen dibandingkan waktu yang sama tahun lalu, menurut data Wind.
Di Shanghai dan Jilin, indeks mencatat 37,33 dan 16,12 pada hari Jumat, masing-masing turun sebesar 69,7 persen dan 86,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Pada minggu terakhir bulan Maret, volume pengiriman kargo di zona logistik publik utama di Tiongkok turun 23,4 persen dibandingkan dengan minggu yang sama pada tahun 2021, menurut data Wind.
“Jika kebijakan ‘dinamis-zero Covid’ tetap dipertahankan, biaya tindakan pengendalian pandemi yang dinormalisasi pasti akan meningkatkan biaya operasional perusahaan logistik,” kata sebuah laporan dari Western Securities bulan lalu.
Biaya operasional perusahaan logistik besar di Tiongkok meningkat sebesar 33 persen dari Januari hingga November tahun lalu, menurut data dari Federasi Logistik dan Pembelian Tiongkok.